Wednesday, November 30, 2005

Petronas Signs Engine Development Agreement With BRP-ROTAX

November 29, 2005 18:01 PM

KUALA LUMPUR, Nov 29 (Bernama) -- Petronas has signed a joint development agreement with BRP-ROTAX of Austria to further develop and commercialise Petronas' high performance engine family.

Under the agreement, the engines would be developed for commercialisation in BRP-ROTAX's facility in Gunskirchen, Austria commencing November 2005, the company said in a statement, here Tuesday.

It said that the agreement was a follow-up from the Framework Agreement and Letter of Intent that were signed in March and July respectively, this year, formalising the mutual intent of both parties to explore the commercial feasibility of the Petronas engine technology and to establish a long-term strategic partnership.

The agreement marks yet another milestone in Petronas' involvement in the world of motor sports where the company has gained many benefits in terms of technology advancement and know-how, which in turn have resulted in technical deliverables such as the E01 automotive engine, the GP1 motorcycle engine and the FP1, Malaysia's first superbike.

BRP-ROTAX, a wholly owned subsidiary of Bombardier Recreational Products Inc (BRP), is a leading developer and manufacturer of recreational engines.

The company has also designed and developed engines for various applications including motorcycles, general aviation aircraft and go-karts.

BRP-ROTAX's core competencies include developing and launching market-shaping engines as well as integrating state-of-the-art engine technologies and engine applications destined to a wide range of recreational markets.

BRP-ROTAX was appointed by PETRONAS in 2003 to perform a technical audit on PETRONAS' 900cc superbike engine prior to the production of the FP1 superbike.

Link: http://www.rotax.com/

Source: Bernama

Comments:

Sad to Malaysian as usual...local advanced technology being collaborated with foreigner patner as Proton & Modenas not interested in deploying our own developed engines.

Tuesday, November 29, 2005

Lunch For ICT Staffs By Newly Appointed Executives

Lunch For ICT Staffs By Newly Official Executives Confirmation

The lunch has been held to celebrate & as an appreciation towards all the ICT members by my collegue and me for being officially hired & become as part of the company "young staffs".

However, the members available that day only represent 1/3 of the total staffs as the rest remain at HQ Cyberjaya.

Hopefully the harmony, cooperation & friendships remains...

Thank you to all...

KENYATAAN HIDUP DISEBALIK PERMAINAN INI.

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, seks sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Faham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Faham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar. "Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu,kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya murid- murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

Renungilah sahabat semua..

Tolong sebarkan pada saudara2 islam kita..moga allah memberi taufiq dan hidayah pada kita dan keluarga kita... marilah kita sama2 sedar bahawa agama,bangsa dan tanahair kita semakin terancam!

Umat islam semakin mudah dibeli dengan wang ringgit, dilalaikan dengan keindahan dan memuja keseronokan hidup, hingga hilang maruah dan harga diri!!

Justeru, marilah, kita betulkan apa yg termampu bersama2..usah hanya bila segalanya sudah terjadi, sama seperti saudara kita dinegara2 lainnya, baru kesedaran itu timbul, mungkin masih belum terlambat tapi kita sudah terlewat utk merubah dan membaiki kerosakan yg dialami.

Ya allah, satukanlah umat islam...amiiinn...

Monday, November 28, 2005

Attending Friend's Wedding Ceremony

Attending friend's wedding ceremony at Felda Lepar Hilir 2, Gambang Kuantan, Pahang Darul Makmur. The bride hometown on 27th Nov 2005.

Luckily, that day was a shining & bright day...however, just after the occassion when we left there was an extremly heavy rain poured right after that. I have no clue how the event (kenduri) end up.

From left are Yatie, Norul (the fiancee), Tupai (Zamri), the bride, Botak (Zahrin) & me.



* Click on the image for a larger version

One person was missing in picture as she became a camerawoman.













The arrival of the Groom & fellowships accompanied by the Bride.

Smiling seems obvious on Tupai facial expression as that "night" will be celebrated passionly & tenderly...
...hehehe...just kidding

Monday, November 14, 2005

'NEGARAKU' KESILAPAN SILAM

Oleh
Ku Seman Ku Hussein


Sampai bila kita mahu menutup mulut orang daripada bercakap mengenai lagu Negaraku? Hari ini mungkin kita berjaya menghalang orang bercakap mengenai Negaraku yang disadurkan daripada lagu Mamula Moon. Tetapi adakah selama-lamanya kita mampu memaksa generasi selepas ini jangan persoalkan jati diri lagu Negaraku? Satu masalah besar yang menyelubungi kontroversi Negaraku adalah ditangani dengan emosi.

Kontroversi mungkin akan senyap tetapi masalah jati diri Negaraku tetap menyelubungi daripada generasi ke generasi selepas ini. Pendekatan beberapa pihak menangani isu Negaraku tidak menjurus kepada soal terasnya - Negaraku lagu saduran.

Kalau sudah saduran tentulah tercalit arang di muka kita semua. Ini seolah-olah tidak ada pencipta yang mampu mencipta lagu kebangsaan negara ini. Jangan terlalu emosi dan hendak tunjuk patriotik melulu hingga isu sekecil lagu Negaraku tidak boleh diselesaikan secara cerdik dan matang.

Tetapi beberapa pihak kelihatan sangat beremosi hingga menjadi tidak wa ras apabila berhujah tentang lagu Negaraku. Maka isu ini akan terus berpanjangan kerana sesetengah yang bercakap berdegar-degar itu tidak bertanggungjawab di atas hujahnya. Adakah suatu yang mustahil lagu kebangsaan ditukarkan kepada lagu lain? Sebenarnya tidak mustahil kalau kita benar-benar patriotik dan tidak terus dimalukan meminjam lagu asing sebagai lagu kebangsaan kita.

Kita mempunyai sekian banyak lagu patriotik yang boleh diangkat tarafnya sebagai lagu kebangsaan. Misalnya mengangkat sebuah lagu ciptaan Allahyarham Johar Bahar menggantikan Negaraku. Atas alasan apa yang membuatkan kita perlu mempertahankan lagu asing sebagai lagu kebangsan negara ini?

Lagu kebangsaan Singapura dicipta orang tempatan, Allahyarham Zubir Said. Judulnya Majulah Singapura dalam bahasa Melayu; bukan Mandarin atau Inggeris.

Anggaplah lagu Negaraku satu kesilapan yang tidak disengajakan oleh generasi terdahulu. Mereka tersilap memilih lagu asing sebagai lagu kebangsaan kita. Kesilapan bukan tidak boleh dibetulkan.

Menutup mulut generasi hari ini daripada mempersoal lagu kebangsaan mereka bukan cara membetulkan kesilapan ini. Lagu kebangsaan adalah milik semua. Maka siapa saja berhak memberi pandangan. Sebenarnya tidak timbul langsung soal mempersenda lagu kebangsaan kalau ditelaah dengan minda yang jernih dan terbuka.

Cukuplah selama ini kita melangsungkan suatu yang silap. Alangkah baiknya kalau memulakan langkah baru memberi martabat kepada lagu ciptaan tempatan. Salahkah berhenti daripada terus membuat silap?

Nota: Penulis wartawan kanan Utusan Malaysia.

Lagu Kebangsaan Malaysia

Peranan Lagu Kebangsaan bukan sahaja untuk membangkitkan semangat patriotik terhadap negara bahkan ianya melambangkan sosiobudaya serta mempaparkan cita-cita, hasrat dan harapan bangsa negara berkenaan. Lagu Kebangsaan Malaysia dinamakan Negaraku. Maksud lirik lagu Negaraku ialah menyeru rakyat dari berbagai bangsa, agama dan sosiobudaya hidup bersatu padu dan mengejar pelbagai kemajuan.

Di samping itu lagu ini memohon rahmat dan kebahagiaan dari Allah untuk kesejahteraan raja, rakyat dan negara tercinta Malaysia. Lagu Negaraku asalnya berentak moderato sama seperti kebanyakan negara-negara beraja lain di dunia. Walau bagaimanapun sesuai dengan perkembangan sosioekonomi negara, pada 30 Ogos 1993 iaitu sempena menyambut Perayaan Hari Kebangsaan tahun 1993, kerajaan telah mengubah rentaknya kepada rentak march iaitu lebih cepat dan penuh bersemangat. Rakyat Malaysia yang cintakan negara dan raja perlu mengetahui lebih dalam mengenai Negaraku supaya lebih bersemangat patriotik.

* Sejarah Lagu Kebangsaan
* Pemilihan Lagu Negaraku
* Peraturan Memainkan Lagu Negaraku
* Naskhah Penuh atau Naskhah Diraja (Full Version)
* Naskhah Ringkas
* Naskhah Pendek (Short Version)
* Memainkan Lagu Kebangsaan dan Negeri
* Menghormati Lagu Kebangsaan
* Not Negaraku
* Lirik Lagu Negaraku

SEJARAH LAGU KEBANGSAAN

Mengikut rekod terdapat dua sumber mengenai asal usul Lagu Kebangsaan sebelum lagu Negaraku ini dijadikan Lagu Kebangsaan Malaysia. Lagu tersebut merupakan Lagu Kebangsaan Negeri Perak dan di samping itu juga lagu yang popular bernama Terang Bulan. Mengikut cerita Tuan Haji Mustafa Albakri, Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Melayu, lagu ini telah digunakan buat pertama kali sebagai Lagu Kebesaran Negeri Perak pada tahun 1901 iaitu pada masa pertabalan Raja Edward VII di England.

Sultan Idris Murshidul’adzam Shah (Marhum Rahmatullah) menjadi Sultan Negeri Perak dari tahun 1887 hingga tahun 1916. Pada masa pertabalan Raja Edward VII pada tahun 1901, Sultan Idris telah berangkat ke England sebagai wakil Raja-raja Melayu bagi Negeri-Negeri Melayu Bersekutu dalam Istiadat Pertabalan tersebut. Apabila tiba di Pelabuhan Southampton, Pegawai Protokol dari pejabat koloni luar naik ke kapal dan bertanyakan Lagu kebesaran Negeri Perak. Adalah menjadi amalan di England pada masa itu bahawa apabila Ketua Negara atau Raja berangkat, lagu kebangsaan negeri tersebut dimainkan.

Pada masa itu Negeri Perak tidak mempunyai lagu kebesarannya sendiri. Raja Harun bin Sultan Abdullah, Setiausaha Sulit kepada Sultan adalah seorang ahli muzik. Beliau walaupun sedar bahawa Negeri Perak tidak mempunyai lagu kebesarannya sendiri tidak mahu mengaku kalah. Beliau memberitahu Pegawai Protokol tersebut bahawa Negeri Perak memang sudah ada lagu kebesarannya sendiri tetapi not lagu tersebut tidak dibawa bersama. Namun begitu beliau menyatakan bahawa beliau boleh memainkan lagu tersebut tanpa not.

Setelah mendengar penerangan Raja Harun bin Sultan Abdullah maka Pegawai Protokol pun membenarkan beliau memainkan lagu tersebut tanpa not. Maka Raja Harun pun memainkan Lagu Kebesaran Negeri Perak tanpa not. Lagu tersebut sebenarnya ialah lagu Terang Bulan. Dengan itu berkumandanglah lagu Terang Bulan di bumi England pada tahun 1901 buat pertama kali dan sekaligus menjadi Lagu Kebesaran Negeri Perak. Dari saat itu lagu Terang Bulan menjadi Lagu Kebangsaan Negeri Perak sehingga ia dijadikan Lagu Kebangsaan Negara dan seterusnya Lagu Kebangsaan Malaysia.

Satu lagi sumber mengenai asal usul lagu Negaraku ialah cerita yang disampaikan oleh Raja Kamarulzaman anak kepada Raja Mansur yang pernah menjadi juruiring kepada Sultan Idris. Beliau menyatakan bahawa lagu Terang Bulan ini mula dijadikan Lagu Kebangsaran Negeri Perak pada tahun 1888 apabila Sultan Idris melawat London iaitu setahun selepas baginda ditabalkan. Baginda Sultan Idris berangkat ke London untuk menghadiri Upacara Kemahkotaan Permaisuri Victoria pada tahun 1888.

Setibanya rombongan Diraja di London sebagai persediaan, wakil Permaisuri Victoria telah meminta not Lagu Kebesaran Negeri Perak dari Raja Mansur, juruiring Sultan Idris. Mengikut amalan protokol ketiga itu Lagu Kebesaran Negeri Perak akan dimainkan sebaik sahaja baginda Sultan berangkat masuk ke dewan majlis di mana istiadat yang berkenaan dijalankan. Untuk mengelakkan malu maka dengan kebijaksanaan dan daya usaha Raja Mansur, beliau telah menyatakan bahawa not lagu tersebut terlupa dibawa.

Walau bagaimanapun, Raja Mansur memberitahu wakil Permaisuri bahawa sekiranya wakil Permaisuri dapat menyediakan seorang pakar muzik yang boleh membuat not lagu, beliau boleh membunyikannya dengan cara bersiul. Lagu yang disiulkan itu adalah lagu yang sangat popular dan digemari oleh penduduk Negeri Perak. Maka dengan itu Lagu Kebesaran Negeri Perak buat kali pertamanya dimainkan secara rasmi pada Upacara Kemahkotaan Permaisuri Victoria di London dan lagu itu ialah lagu Terang Bulan.

Tuan Haji Mubin Sheppard yang pernah memegang jawatan Pengarah Arkib Negara telah membuat penyelidikan mengenai asal usul lagu Negaraku ini. Beliau mendapati cerita dari dua adik beradik iaitu Raja Aminah binti Almarhum Sultan Abdullah dan Raja Halijah binti Almarhum Sultan Abdullah dan juga dari Raja Kamarulzaman. Mengikut dua adik beradik ini kali pertama mereka mendengar lagu ini yang sekarang dikenali sebagai Negaraku ialah di Mahe, Kepulauan Seychelles di mana ayahanda mereka iaitu bekas Sultan Perak, Sultan Abdullah menetap dalam buangan.

Mengikut mereka lagu tersebut sangat popular di pulau tersebut dan selalu dimainkan oleh Pancaragam Perancis yang biasanya memainkan pelbagai lagu dan membuat pertunjukkan konsert untuk orang ramai di pulau berkenaan. Adalah dipercayai melodi ini telah digubah oleh seorang ahli Muzik bangsa Perancis bernama Pierre Jean de Beranger yang lahir di Perancis pada tahun 1780 dan meninggal dunia pada tahun 1857.

Raja Kamarulzaman juga ada menceritakan bahawa lagu ini telah diperkenalkan oleh Bangsawan dari Indonesia yang sedang membuat pertunjukan di Singapura. Dalam tempoh yang singkat lagu ini telah menjadi popular di Singapura dan diberi nama Terang Bulan. Walaupun lagu ini menjadi Lagu Kebesaran Negeri Perak namun ia dimainkan juga di majlis-majlis sebagai lagu hiburan. Pada masa itu lagu ini terus menjadi Lagu Kebesaran Negeri Perak sehingga dijadikan Lagu Kebangsaan Malaysia dengan nama Negaraku.

PEMILIHAN LAGU NEGARAKU

Pada tahun tahun 1956 semua negeri di Tanah Melayu mempunyai lagu kebesarannya sendiri. Walau bagaimanapun, belum ada sebuah lagu kebangsaan yang merangkumi bagi seluruh negara. Pada ketika itu Malaya berada di ambang kemerdekaan maka wajarlah ia mempunyai sebuah lagu kebangsaan sendiri. Maka dengan itu satu ketetapan telah diambil untuk mendapatkan sebuah lagu kebangsaan bercorak patriotik yang merangkumi seluruh negara. Y.T.M. Tunku Abdul Rahman yang menjadi Ketua Menteri merangkap Menteri Dalam Negeri pada ketika itu telah membuat ketetapan agar sebuah lagu kebangsaan dicipta sebelum merdeka. Ekoran dari ketetapan ini satu jawatankuasa telah dibentuk di mana bertujuan untuk mendapatkan sebuah lagu kebangsaan yang sesuai bagi Malaya yang bakal merdeka.

Y.T.M. Tunku Abdul Rahman mencadangkan agar diadakan satu pertandingan mencipta lagu kebangsaan. Cadangan Y.T.M. Tunku ini dipersetujui dan dilaksanakan. Pertandingan ini bukan sahaja terhad kepada penduduk Malaya tetapi telah dibuka ke seluruh dunia dan hasilnya sebanyak 514 buah lagu telah diterima dari seluruh dunia. Untuk memilihnya sebuah jawatankuasa telah dibentuk untuk membuat pemilihan dengan teliti dan sempurna.

Jawatankuasa pemilihan ini terdiri daripada :

Pengerusi
1. Y.T.M. Tunku Abdul Rahman Putra Alhaj

Ahli-ahli
2. Tuan Haji Mustafa Albakri, Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja Melayu mewakili Raja-raja.
3. Dato’ Abdul Razak Hussein, Menteri Pelajaran.
4. Encik Ya’akob Latiff, Pengarah Penerangan.
5. Encik D.S.P. Croft, Pengarah Muzik, Band Polis Persekutuan.
6. Kapt. Lenthall, Pengarah Muzik, Askar Melayu.
7. Encik A.T. Read, Pengarah Penyiaran Radio.

Jawatankuasa ini menjalankan tugasnya dengan bersungguh-sungguh. Mereka meneliti setiap lagu yang diterima. Namun demikian Jawatankuasa ini berpendapat bahawa tidak ada sebuah lagu dari 514 lagu yang dikemukakan yang dianggap sesuai untuk dijadikan lagu kebangsaan. Jawatankuasa ini kemudian berpendapat satu cara lagi untuk memperolehi lagu kebangsaan yang baik ialah dengan menjemput beberapa penggubah lagu yang ternama untuk menciptanya. Dengan itu jawatankuasa ini membuat keputusan mempelawa beberapa penggubah lagu yang masyhur bertaraf antarabangsa untuk mencipta khas lagu kebangsaan ini. Mereka yang dijemput khas untuk menggubah lagu kebangsaan ini adalah terdiri daripada :

1. Benjamin Britten
2. Sir William Walton
3. Carlo Menetti dan
4. Zubir Said

Mereka telah menggubah dan mencipta beberapa lagu kebangsaan untuk diteliti oleh sebuah Panel Hakim yang dibentuk khas untuk membuat pertimbangan. Panel Hakim berpendapat bahawa lagu ciptaan mereka adalah tinggi mutunya namun mereka masih berpendapat bahawa tidak ada sebuah lagu yang boleh dianggap sesuai untuk dijadikan lagu kebangsaan.

Setelah dipertandingkan dan setelah mempelawa beberapa ahli penggubah lagu termasyhur masih belum memperolehi hasil yang diharapkan maka akhirnya Jawatankuasa ini membuat keputusan untuk mendengar kesemua lagu negeri yang sedia ada. Tujuannya ialah untuk mengenalpasti sama ada di antara lagu-lagu kebesaran negeri ini ada yang sesuai untuk dijadikan lagu kebangsaan negara. Setelah mendengar kesemua lagu negeri maka Jawatankuasa ini telah membuat keputusan bahawa Lagu Kebesaran Negeri Perak adalah sangat sesuai untuk dijadikan sebagai lagu kebangsaan negara.

Maka dengan itu jadilah lagu itu sebagai Lagu Kebangsaan Malaya yang merdeka dan akhirnya Lagu Kebangsaan Malaysia. Senikata lagu kebangsaan ini telah ditulis bersama oleh Panel Hakim di mana Y.T.M. Tunku Abdul Rahman telah memainkan peranan yang penting.

PERATURAN MEMAINKAN LAGU NEGARAKU

Peraturan memainkan Lagu Kebangsaan Negaraku adalah terkandung dalam Akta Lagu Kebangsaan 1968. Mengikut akta tersebut, lagu kebangsaan mempunyai tiga bentuk salinan atau naskhah iaitu:
  • Naskhah Penuh atau Naskhah Diraja Lagu Kebangsaan (Full Version of the National Anthem)
  • Naskhah Ringkas lagu kebangsaan yang mengandungi lapan baris yang mula-mula dan lapan baris yang penghabisan dan dikenali sebagai Naskhah Ringkas (Abridged Version).
  • Naskhah Pendek (Short Version) mempunyai lapan baris yang terakhir.

NASKHAH PENUH (Full Version)

Naskhah Penuh dimainkan pada peristiwa-peristiwa berikut:
  • Apabila sesuatu penghormatan diberi kepada Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.
  • Apabila suatu penghormatan diberi kepada Timbalan Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong semasa menjalankan tugas-tugas Yang di-Pertuan Agong.
  • Apabila suatu penghormatan diberi kepada seorang Raja yang dilantik bagi menjalankan tugas-tugas Yang di-Pertuan Agong mengikut Ordinan (Menjalankan Tugas-tugas) Yang di-Pertuan Agong, 1957.
  • Apabila panji-panji Diraja dikibarkan bagi melambangkan kehadiran Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.
  • Pada segala peristiwa apabila Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong hadir sendiri.
  • Di sekolah-sekolah bagi maksud mengajar murid-murid sekolah menyanyi lagu kebangsaan.
  • Dalam peristiwa lain sebagaimana yang ditetapkan oleh Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.
  • Pada semua peristiwa apabila lagu kebangsaan dinyanyikan, Naskhah Penuh atau Naskhah Diraja hendaklah dinyanyikan.
  • Pada semua sambutan rasmi, pembesar-pembesar luar negara di mana penghormatan diberi, Naskhah Penuh hendaklah dimainkan selepas sahaja lagu bagi negeri pembesar yang membuat lawatan itu dimainkan. Maksud pembesar luar negera di sini ialah Ketua Negara atau Ketua Kerajaan sesebuah negara. Pada semua peristiwa rasmi yang diadakan oleh pembesar-pembesar luar negara di dalam Malaysia bagi merayakan hari-hari kebangsaan atau peristiwa-peristiwa kebangsaan yang lain, maka Naskhah Penuh hendaklah dimainkan selepas sahaja lagu bagi negara pembesar luar negara itu dimainkan. Maksud pembesar luar negara di sini ialah Pesuruhjaya Tinggi atau Duta Besar.
NASKHAH RINGKAS (The Abridged Version)

Naskhah Ringkas ini mengandungi lapan baris bar yang pertama dan lapan bar yang terakhir iaitu dengan meninggalkan rangkap antara rangkap A dan B. Naskhah Ringkas dimainkan bagi memberi hormat dalam Majlis-Majlis Rasmi kepada:
  • Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong.
  • Tuan-tuan Yang Terutama Yang Dipertua Negeri Melaka, Pulau Pinang, Sarawak dan Sabah.
  • Wakil rasmi Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong apabila Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong diwakili oleh salah seorang Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu. Dalam keadaan begini lagu kebangsaan negeri Duli Yang Maha Mulia Raja Melayu yang berkenaan hendaklah dimainkan sepenuhnya terlebih dahulu dan kemudian barulah diikuti dengan Lagu Kebangsaan Naskhah Ringkas.
  • Wakil-wakil Diplomat Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong di luar negara.
  • Majlis Minum Selamat Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong dengan iringan muzik.
  • Mana-mana iringan lain sebagaimana yang ditetapkan dengan titah Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong.
NASKHAH PENDEK(Short Version)

Naskhah Pendek mengandungi lapan bar yang terakhir. Naskhah Pendek dimainkan dalam keadaan-keadaan seperti berikut:
  • Pada mana-mana peristiwa rasmi apabila Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atau wakilnya tidak hadir, tetapi salah seorang daripada Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu hadir, maka naskhah pendek hendaklah dimainkan pada masa tamatnya peristiwa itu selepas sahaja lagu negeri yang berkenaan itu dimainkan.
  • Apabila tamatnya sesuatu hiburan seperti tayangan gambar atau tamatnya rancangan televisyen.
MEMAINKAN LAGU KEBANGSAAN DAN NEGERI

Dalam majlis peringkat Persekutuan, jika Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan Agong atau wakil rasminya tidak berangkat hadir, tetapi salah seorang daripada Duli Yang Maha Mulia Raja-Raja Melayu berangkat hadir, lagu kebangsaan naskhah ringkas hendaklah dimainkan pada akhir majlis tersebut setelah lagu kebangsaan Negeri Duli Yang Maha Mulia Raja Melayu yang bekenaan dimainkan.

MENGHORMATI LAGU KEBANGSAAN

  • Apabila lagu kebangsaan dimainkan atau dinyanyikan atau bila naskhah ringkas atau naskhah pendek dimainkan semua orang yang hadir hendaklah berdiri sebagai tanda hormat.
  • Jika lagu kebangsaan dimainkan atau dinyanyikan dalam masa sesuatu penyiaran tersebut maka memberi hormat ini adalah dikecualikan.
  • Seseorang yang dengan sengaja menunjukkan tidak hormat kepada lagu kebangsaan di mana-mana tempat awam boleh dikenakan dengan tidak lebih daripada satu ratus ringgit atau penjara selama tempoh tidak lebih daripada satu bulan.
  • Perbuatan yang mungkin merendahkan kemuliaan lagu kebangsaan pada pandangan awam adalah dianggap tidak menghormati lagu kebangsaan. Pegawai-pegawai Polis diberi kuasa untuk menangkap dengan tiada waran orang yang tidak menghormati lagu kebangsaan.
Source: © 2003 Perpustakaan Negara Malaysia.